Malam ini dibawah pijar temaram beranda
rumahku
Aku terduduk sendiri, ditemani secangkir kopi dan ramuan tembakau beserta antek-anteknya yang diselimuti kertas dan tertata rapi di kotak kertas pula
Dua komponen yang selalu setia bersanding denganku yang sendiri
Angin basah ini masih bengis menerjang raga yang tak berdaya
Dan kudengar titik-titik air yang menghujam atap seng teras dengan keras
Binatang malam bersorai ramai
Melagukan nyanyi yang tak kumengerti
Parit kecil depan rumah yang biasanya angkuh dan
gersang
Kini mengalirkan zat cair yang bergulir dari jalanan
dan kebun-kebun desa yang tergenang
Meski malam ini masih tetap legam, namun kulihat bias-bias refleksi sinar lampu pinggir jalan yang menembus butir-butir air di dedaunan pekarangan
Indah bak intan berkerlipan meski hanya sesaat karna indahnyapun memudar tatkala jatuh ke tanah dan menyatu
dengan kawan-kawannya disana
Malam ini dingin, sedingin malam-malam yang tlah mendahuluinya di bulan Januari ini
Namun dingin kali ini berduet mesra dengan sepi
Daun-daun basah bergoyang menawan meski tak sanggup mengimbangi orkestra yang ditampilkan jangkrik, katak dan binatang malam lain yang tak kutahu spesies apa saja
itu
Dan apa yang mereka perdengarkan adalah nyanyi misteri yang tak terpecahkan oleh otak manusia
Teka-teki malam sungguh menakjubkan
Klaten, 20 Januari 2010
http://www.sajakrerindu.co.cc