Teruntukmu yang Terkasih II

Ketika legam malam menyekap tatap
Bayangmu tetap hinggap dalam jutaan syaraf pemikir di otakku

Selayak penampakan bebintang yang gemintang tertahta anggun di cakrawala
Serupa intan berlian, berkilauan

Rembulanku... Mengapa engkau tak bersanding dan melukiskan elok panorama langit malam ini?

Aku rindu...
Ini kesungguhan... Aku rindu rembulanku

Saat orkestra berjuta suara satwa malam sentuh telingaku dengan merdu, mengapa engkau masih membisu?
Tak layakkah aku dengar barang sepatah kata dari getaran bibir indahmu itu?

Sementara terpaan angin basah kian ganas melibas ragaku yang tertengadah menatap langit, berhara rembulanku tersenyum diantara kemilau bebintang

Rembulanku... Aku rindu...

Kutunggu hadirmu dengan keanggunan lakuanmu, ayumu...

Teruntukmu rembulanku, mengertilah...
Aku menyimpan rindu dalam rasa yang beku

Teruntukmu yang terkasih, ketahuilah...
Aku ada dalam setiap duka dan tawamu...

Klaten, 10 Mei 2011

Post a Comment

0 Comments